Suku Mentawai merupakan kelompok masyarakat yang hidup dan menetap di kepulauan Mentawai, propinsi Sumatera Barat. Turun temurun, suku Mentawai tinggal di empat pulau besar di kepulauan Mentawai yakni Sibora, Siberut, Pagai Utara serta Pagai Selatan.
Secara geografis, letak kepulauan Mentawai berhadapan dengan Samudera Hindia.Untuk menuju ke kepulauan Mentawai, anda harus menyeberangi laut dengan menggunakan perahu motor. Jarak kepulauan Mentawai dari Pantai Padang lebih kurang 100 kilometer. Secara turun temurun, suku Mentawai hidup sederhana di dalam sebuah Uma. Uma merupakan rumah yang terbuat dari kayu pohon. Arsitektur bangunan rumah Mentawai berbentuk panggung.
Secara geografis, letak kepulauan Mentawai berhadapan dengan Samudera Hindia.Untuk menuju ke kepulauan Mentawai, anda harus menyeberangi laut dengan menggunakan perahu motor. Jarak kepulauan Mentawai dari Pantai Padang lebih kurang 100 kilometer. Secara turun temurun, suku Mentawai hidup sederhana di dalam sebuah Uma. Uma merupakan rumah yang terbuat dari kayu pohon. Arsitektur bangunan rumah Mentawai berbentuk panggung.
Kesederhanaan hidup suku Mentawai terlihat dari cara mereka berpakaian. Pada umumnya, pakaian suku Mentawai masih tradisional. Kaum lelaki Mentawai masih mengenakan Kabit yakni penutup bagian tubuh bawah yang hanya terbuat dari kulit kayu. Sementara bagian tubuh atas dibiarkan telanjang begitu saja tanpa mengenakan sehelai kain.
Sikerei, tetua di Mentawai-pun masih mengenakan Kabit. Lain halnya dengan kaum wanita, untuk menutup tubuh bagian bawah, mereka menguntai pelepah daun pisang hingga berbentuk seperti rok. Sementara untuk tubuh bagian atas, mereka merajut daun rumbia hingga berbentuk seperti baju. Kalaupun ada suku Mentawai yang mengenakan kain sarung ataupun pakaian lengkap, jumlahnya hanya beberapa orang saja.
Sikerei, tetua di Mentawai-pun masih mengenakan Kabit. Lain halnya dengan kaum wanita, untuk menutup tubuh bagian bawah, mereka menguntai pelepah daun pisang hingga berbentuk seperti rok. Sementara untuk tubuh bagian atas, mereka merajut daun rumbia hingga berbentuk seperti baju. Kalaupun ada suku Mentawai yang mengenakan kain sarung ataupun pakaian lengkap, jumlahnya hanya beberapa orang saja.
Berikut ini beberapa Foto Eksklusif Suku Mentawai, Sumatera Selatan, CEKIDOT!!!!
Diambil 1900-1940an
Nah sejak masuknya orang luar dan tntunya perkembangan zaman
suku mentawai sudah berada pada generasi terakhir.
karena anak-anak mereka sudah tidak mengikuti budaya tradisional lagi.
jadi generasi ayahnya sekarang kmgkinan merupakan generasi yang terakhir.
Foto ayah bersama anak mereka udah...sudah sangat berbeda diakbatkan pengaruh budaya luar
sumber: http://manajubelz.blogspot.com/2010/12/suku-mentawai-suku-kuno-yang-terasing.html#ixzz1iH3KfzRG
Suku mentawai adalah suku kuno yang tinggal di kepulauan mentawai.
bagian dari sumatra barat dan utara.
Asal usulnya yang menjadi perdebatan menjadikan suku itu suku yang misterius.
ada yang berpendapat termasuk bangsa polynesia ada yang berpendapat merupakan bangsa proto-malayan (melayu tua).
ada yang berpendapat termasuk bangsa polynesia ada yang berpendapat merupakan bangsa proto-malayan (melayu tua).
Tempatnya yang terisolasi terpisah dari jaman pleistosin karena naiknya permukaan laut menjadikan budayanya berbeda dengan suku2 terdekatnya..
ini bbrpa foto dari joey lawrence, fotografer dr US yg bikin covernya film twilight jg..
ini bbrpa foto dari joey lawrence, fotografer dr US yg bikin covernya film twilight jg..
Nah sejak masuknya orang luar dan tntunya perkembangan zaman
suku mentawai sudah berada pada generasi terakhir.
karena anak-anak mereka sudah tidak mengikuti budaya tradisional lagi.
jadi generasi ayahnya sekarang kmgkinan merupakan generasi yang terakhir.
Foto ayah bersama anak mereka udah...sudah sangat berbeda diakbatkan pengaruh budaya luar
sumber: http://manajubelz.blogspot.com/2010/12/suku-mentawai-suku-kuno-yang-terasing.html#ixzz1iH3KfzRG
sumber: http://manajubelz.blogspot.com/2010/12/suku-mentawai-suku-kuno-yang-terasing.html#ixzz1iH39nFZd
Mengenal Dekat Suku Dayak
Kamis, 24 Februari 2011 - 15:57 wib
Syukri Rahmatullah - Okezone
0 100Email0
(foto: pampangsuniaso.wordpress)
DAYAK merupakan salah satu dari ribuan suku yang terdapat di Indonesia. Dayak ini dikenal sebagai salah satu suku asli di Kalimantan. Mereka merupakan salah satu penduduk mayoritas di provinsi tersebut.
Kata Dayak dalam bahasa lokal Kalimantan berarti orang yang tinggal di hulu sungai. Hal ini mengacu kepada tempat tinggal mereka yang berada di hulu sungai-sungai besar.
Agak berbeda dengan kebudayaan Indonesia lainnya yang pada umumnya bermula di daerah pantai, masyarakat suku Dayak menjalani sebagian besar hidupnya di sekitar daerah aliran sungai pedalaman Kalimantan.
Dalam pikiran orang awam, suku Dayak hanya ada satu jenis. Padahal sebenarnya mereka terbagi ke dalam banyak sub-sub suku. Menurut J.U. Lontaan, terdapat sekitar 405 sub suku Dayak yang memiliki kesamaan sosiologi kemasyarakatan namun berbeda dalam adat-istiadat, budaya dan bahasa yang digunakan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh terpencarnya masyarakat Dayak menjadi kelompok-kelompok kecil dengan pengaruh masuknya kebudayaan luar.
Suku Dayak terbagi dalam Dayak Muslim dan Non Muslim. Yang termasuk Dayak Muslim adalah Suku Dayak Bakumpai, Suku Dayak Bukit, Suku Dayak Sampit, Suku Dayak Paser, Suku Dayak Tidung, Suku Dayak Melanau, Suku Dayak Kedayan, Suku Dayak Embaloh, Suku Dayak Sintang, Suku Dayak Sango dan Suku Dayak Ngabang.
Sedangkan suku Dayak Non Muslim jumlahnya lebih banyak lagi. Yaitu Suku Dayak
Abal, Suku Dayak Abai, Suku Dayak Banyadu, Suku Dayak Bakati, Suku Dayak Bentian, Suku Dayak Benuaq, Suku Dayak Bidayuh, Suku Dayak Darat, Suku Dayak Dusun, Suku Dayak Dusun Deyah, Suku Dayak Dusun Malang, Suku Dayak Kenyah, Suku Dayak Lawangan, Suku Dayak Maanyan, Suku Dayak Mali, Suku Dayak Mayau, Suku Dayak Meratus, Suku Dayak Mualang, Suku Dayak Ngaju, Suku Dayak Ot Danum, Suku Dayak Samihim dan lain-lain yang diperkirakan jumlahnya mencapai tiga ratus sub suku.
Setiap sub suku Dayak memiliki budaya yang unik dan memberi ciri khusus pada komunitasnya. Misalnya tradisi memanjangkan telinga yang dilakukan oleh wanita suku Dayak Kenyah, Kayan dan Bahau. Lalu ada juga tradisi kayau atau perburuan kepala tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi musuh suku Dayak Kendayan.
Itulah sekilas warna-warni sub suku Dayak yang menghuni pulau Borneo. Semoga dengan makin mengenal keragaman budaya bangsa makin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Kata Dayak dalam bahasa lokal Kalimantan berarti orang yang tinggal di hulu sungai. Hal ini mengacu kepada tempat tinggal mereka yang berada di hulu sungai-sungai besar.
Agak berbeda dengan kebudayaan Indonesia lainnya yang pada umumnya bermula di daerah pantai, masyarakat suku Dayak menjalani sebagian besar hidupnya di sekitar daerah aliran sungai pedalaman Kalimantan.
Dalam pikiran orang awam, suku Dayak hanya ada satu jenis. Padahal sebenarnya mereka terbagi ke dalam banyak sub-sub suku. Menurut J.U. Lontaan, terdapat sekitar 405 sub suku Dayak yang memiliki kesamaan sosiologi kemasyarakatan namun berbeda dalam adat-istiadat, budaya dan bahasa yang digunakan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh terpencarnya masyarakat Dayak menjadi kelompok-kelompok kecil dengan pengaruh masuknya kebudayaan luar.
Suku Dayak terbagi dalam Dayak Muslim dan Non Muslim. Yang termasuk Dayak Muslim adalah Suku Dayak Bakumpai, Suku Dayak Bukit, Suku Dayak Sampit, Suku Dayak Paser, Suku Dayak Tidung, Suku Dayak Melanau, Suku Dayak Kedayan, Suku Dayak Embaloh, Suku Dayak Sintang, Suku Dayak Sango dan Suku Dayak Ngabang.
Sedangkan suku Dayak Non Muslim jumlahnya lebih banyak lagi. Yaitu Suku Dayak
Abal, Suku Dayak Abai, Suku Dayak Banyadu, Suku Dayak Bakati, Suku Dayak Bentian, Suku Dayak Benuaq, Suku Dayak Bidayuh, Suku Dayak Darat, Suku Dayak Dusun, Suku Dayak Dusun Deyah, Suku Dayak Dusun Malang, Suku Dayak Kenyah, Suku Dayak Lawangan, Suku Dayak Maanyan, Suku Dayak Mali, Suku Dayak Mayau, Suku Dayak Meratus, Suku Dayak Mualang, Suku Dayak Ngaju, Suku Dayak Ot Danum, Suku Dayak Samihim dan lain-lain yang diperkirakan jumlahnya mencapai tiga ratus sub suku.
Setiap sub suku Dayak memiliki budaya yang unik dan memberi ciri khusus pada komunitasnya. Misalnya tradisi memanjangkan telinga yang dilakukan oleh wanita suku Dayak Kenyah, Kayan dan Bahau. Lalu ada juga tradisi kayau atau perburuan kepala tokoh-tokoh masyarakat yang menjadi musuh suku Dayak Kendayan.
Itulah sekilas warna-warni sub suku Dayak yang menghuni pulau Borneo. Semoga dengan makin mengenal keragaman budaya bangsa makin memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
PAPUA Barat adalah tanah yang indah, namun keberadaannya masih jarang 'tersentuh' oleh keramaian wisatawan. Berada di provinsi ini, seperti berada di sebuah dunia lain yang berbeda.
Papua Barat dengan Ibu Kota Jayapura ternyata memiliki pemandangan indah yang jarang terekspos publik di atas Teluk Yos Sudarso dekat perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.
Beranjak dari satu kota ke kota lain di Papua tidak selalu dapat ditempuh dengan perjalanan darat, namun harus ditempuh dengan pesawat kecil, seperti perjalanan dari Jayapura ke Wamena.
Umumnya, apabila ada wisatawan penting tiba di Bandar Udara Wamena, mereka akan disambut oleh salah satu suku tradisional Papua, yaitu suku Dani. Suku ini masih mengenakan koteka tradisional, menyambut pengunjung dengan tarian dan nyanyian khas mereka. Kemudian, suku ini akan memandu pengunjung ke desanya. perjalanan menuju desa Suku Dani sendiri merupakan petualangan tersendiri, karena jalanan menuju desa tersebut hanyalah terbuat dari lumpur dan bebatuan. Banyak jembatan yang rusak, karena cuaca. Uniknya, mereka memperbaiki jembatan itu hanya dengan tangan kosong.
Betapa pun jauhnya desa mereka, Suku Dani selalu menyambut wisatawan yang datang dengan ramah dengan tarian dan nyanyian tradisional. Pengunjung dipersilahkan tinggal di rumah tradisional mereka yang terbuat dari jerami dan kayu, tanpa peralatan modern.
Makanan sehari-hari mereka adalah ubi jalar dan sagu yang dmasak di atas daun pisang, daun talas dan daun singkong.terkadang jika ada suatu perayaan, mereka akan memasak "batu bakar". "Batu bakar" adalah dimana ayam atau babi dipotong kemudian dilemparkan ke lubang yang berisi bara panas setelah sebelumnya dibungkus dengan daun pisang dan diberi buah merah atau tawi. masakan ini dimasak tanpa bumbu atau garam sama sekali.
Buah merah juga merupakan makanan yang terkenal di kalangan Suku Dani. mereka percaya buah ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan juga HIV dan kanker.
Salah satu sisi unik dari Suku Dani adalah pengawetan mayat atau mumi. Hal ini dilakukan untuk menghormati tetua desa yang telah berkontribusi banyak kepada suku ini, agar sosoknya selalu dikenang oleh warga desa.
Untuk mencapai desa Suku Dani dapat dilakukan dengan penerbangan selama 40 menit dari Ibu kota Jayapura ke Wamena. Sebaiknya sebelum melakukan perjalanan ke tempat ini, lakukan terlebih dahulu vaksin malaria karena wabah malaria masih cukup banyak menghantui wilayah ini.
Papua Barat dengan Ibu Kota Jayapura ternyata memiliki pemandangan indah yang jarang terekspos publik di atas Teluk Yos Sudarso dekat perbatasan Indonesia dan Papua Nugini.
Beranjak dari satu kota ke kota lain di Papua tidak selalu dapat ditempuh dengan perjalanan darat, namun harus ditempuh dengan pesawat kecil, seperti perjalanan dari Jayapura ke Wamena.
Umumnya, apabila ada wisatawan penting tiba di Bandar Udara Wamena, mereka akan disambut oleh salah satu suku tradisional Papua, yaitu suku Dani. Suku ini masih mengenakan koteka tradisional, menyambut pengunjung dengan tarian dan nyanyian khas mereka. Kemudian, suku ini akan memandu pengunjung ke desanya. perjalanan menuju desa Suku Dani sendiri merupakan petualangan tersendiri, karena jalanan menuju desa tersebut hanyalah terbuat dari lumpur dan bebatuan. Banyak jembatan yang rusak, karena cuaca. Uniknya, mereka memperbaiki jembatan itu hanya dengan tangan kosong.
Betapa pun jauhnya desa mereka, Suku Dani selalu menyambut wisatawan yang datang dengan ramah dengan tarian dan nyanyian tradisional. Pengunjung dipersilahkan tinggal di rumah tradisional mereka yang terbuat dari jerami dan kayu, tanpa peralatan modern.
Makanan sehari-hari mereka adalah ubi jalar dan sagu yang dmasak di atas daun pisang, daun talas dan daun singkong.terkadang jika ada suatu perayaan, mereka akan memasak "batu bakar". "Batu bakar" adalah dimana ayam atau babi dipotong kemudian dilemparkan ke lubang yang berisi bara panas setelah sebelumnya dibungkus dengan daun pisang dan diberi buah merah atau tawi. masakan ini dimasak tanpa bumbu atau garam sama sekali.
Buah merah juga merupakan makanan yang terkenal di kalangan Suku Dani. mereka percaya buah ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit, bahkan juga HIV dan kanker.
Salah satu sisi unik dari Suku Dani adalah pengawetan mayat atau mumi. Hal ini dilakukan untuk menghormati tetua desa yang telah berkontribusi banyak kepada suku ini, agar sosoknya selalu dikenang oleh warga desa.
Untuk mencapai desa Suku Dani dapat dilakukan dengan penerbangan selama 40 menit dari Ibu kota Jayapura ke Wamena. Sebaiknya sebelum melakukan perjalanan ke tempat ini, lakukan terlebih dahulu vaksin malaria karena wabah malaria masih cukup banyak menghantui wilayah ini.
1 komentar:
Mungkin saja penyakit HIV dapat disembuhkan karena saya telah berkali-kali scammed sampai saya bertemu dengan pria hebat ini dukun Dr Akhigbe yang membantu saya pada awalnya saya tidak pernah percaya semua komentar dan posting tentang dia dan saya sangat sakit karena saya telah terinfeksi HIV / AIDS selama dua tahun terakhir, hanya 2 bulan terakhir saya terus membaca kesaksian tentang pria ini bernama Dr Akhigbe mereka mengatakan bahwa pria itu sangat kuat dia telah menyembuhkan berbagai jenis penyakit, saya terus memantau jabatannya beberapa orang tentang pria ini dan saya mengetahui bahwa dia nyata sehingga saya memutuskan untuk memberinya persidangan. Saya menghubunginya untuk meminta bantuan dan dia berkata bahwa dia akan membantu saya mendapatkan kesembuhan yang saya perlukan hanyalah mengirimnya uang ke menyiapkan obat dan setelah itu akan dikirim kepada saya melalui jasa pengiriman kurir DHL yang saya lakukan dengan sangat mengejutkan obat itu dikirimkan kepada saya dia memberi saya petunjuk untuk mengikuti cara meminumnya bahwa setelah tiga minggu saya harus pergi untuk pemeriksaan , setelah minum obat an d ikuti instruksinya setelah tiga minggu saya kembali ke rumah sakit untuk tes lain, pada awalnya saya terkejut ketika dokter mengatakan kepada saya bahwa saya negatif saya meminta dokter untuk memeriksa lagi dan hasilnya masih negatif yang sama yaitu bagaimana saya bebas dari HIV VIRUS karena kaget saya memutuskan untuk datang dan membagikan kesaksian saya sendiri kepada Anda untuk mereka yang berpikir tidak ada obat untuk HIV VIRUS yang akhirnya sembuh dan hubungi Dr Akhigbe melalui email drrealakhigbe@gmail.com dia akan membantu Anda, Anda juga dapat mengirimnya melalui +2348142454860 ia juga sempurna dalam menyembuhkan DIABETIK, HERPES, HIV / AIDS,; ALS, KANKER, MALARIA, BACTERIA DIARRJHEA, MENINGITIS, HEPATITIS A DAN B, ASTHMA, PENYAKIT HATI, CHRON. PENYAKIT. NAUSEA VOMITING ATAU DIARRHEA, PENYAKIT GINJAL ,, SCHIZOPHRENIA, LUPUS, INFEKSI EKSTERNAL, DINGIN UMUM, SENDI BERSAMA, OSTEOPOROSIS, RABIESRHEUMATISM, THYROID, GALLSTONE, COLD & FLU, TUBUH KEMUDI, PELANGGARAN, PELUANG, TUBUH, PELANGGARAN, PELUANG, PELANGGARAN. ECZEMA, PROGERIA, MAKAN GANGGUAN, INFEKSI PERNAPASAN RENDAH. dll percayalah bahwa penyakit mematikan bukan lagi hukuman yang mematikan karena dr akhigbe memiliki obatnya. ayah baptis dari herbal root.email: drrealakhigbe@gmail.com nomor whatsapp. +2349010754824 situs web: https://drrealakhigbe.weebly.com
Posting Komentar